Senin, 08 Desember 2014

Melaksanakan Kegiatan Penilaian Kebun Plasma Program Revitalisasi Perkebunan

Penilaian kebun di laksanakan 2 (dua) tahap, yaitu tahap 1 (satu) Pra Penilaian yang di laksanakan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Kotabaru, Mitra dari PT. Sawita Karya Manunggul dan Tim dari Koperasi Produsen Reantakam. 

Untuk Tahap 2 (dua) yaitu penilaian yang di laksanakan oleh perwakilan Direktorat Jenderal Perkebunan, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Perkebunan Kabupaten Kotabaru, PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk, Mitra dari PT. Sawita Karya Manunggul dan Tim dari Koperasi Produsen Reantakam. 

Awal dari kegiatan ini adalah bahwa Koperasi Produsen Perkebunan Sawit Reantakam seluas 400 Ha yang terletak di Desa Manunggul Baru Kecamatan Sungai Durian Kabupaten Kotabaru yang bergerak di Kebun Kelapa Sawit, pada awal Tahun 2014 sudah memasuki tahap TM (Tanaman Menghasilkan) dan rencana akan dimulai pembagian pendapatan petani secara pro rata sejak awal tahun 2014, Kebun Kelapa Sawit ini dibiayaai oleh Bank Mandiri dengan fasilitas KPEN-RP (Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan). 
Hal ini lah sebagai dasar untuk melaksanakan penilai yang di laksanakan 2 (dua) tahap, sesuai dasar Dari Pelaksanaan Penilaian Fisik Kelapa Sawit Program Revialisasi Perkebunan adalah sebagai berikut :
  • Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/Permentan/OT.140/7/2006 tanggal 26 Juli 2006 tentang Pengembangan Perkebunan Melalui Program Revitalisasi Perkebunan.
  • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.06/2006 tanggal 30 November 2006 tentang Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan.
  • Surat Menteri Keuangan Nomor S-313/MK.05/2008 tanggal 13 Juli 2007 tentang Subsidi Bunga KPEN-RP.
  •  Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 141/Kpts/LB.110/06/2010 tanggal 23 Juni 2010 tentang Sistem Penilaian Fisik Kebun Kelapa Sawit Rakyat yang dikaitkan dengan Program Revitalisasi Perkebunan.
  • Surat Direktur PT. Sawita Karya Manunggul Nomor 002/SKM/FND-KS/10/2014 tanggal 31 Oktober 2014 perihal Permohonan Pelaksanaan Penilaian Fisik Kebun Plasma Koperasi Produsen Perkebunan Sawit Reantakam.
  • Surat Perintah Tugas Direktur Jenderal Perkebunan Nomor : 4511/KP.340/E/11/2014 tanggal 20 November 

Penilaian Tahap 1 (satu) yaitu Pra Penilaian di laksanakan pada tanggal 03 sampai dengan 08 November 2014 di mana petugas Dinas Perkebunan Kabupaten Kotabaru  yang melaksanakan adalah Bapak Ir. Zainal Ilmi, Bapak Eddy Rahmadi, S. Hut, Bapak Eko Oryza Anisopliae Putra, S.TP, dan Bapak M. Fajeriannor, dimana Penilaian Tahap 1 (satu) sebagai dasar dan acuan untuk penilaian tahap 2 (dua).

Penilaian Tahap 2 (dua) yaitu penilaian yang di laksanakan pada tanggal 25 sampai dengan 29 November 2014 yang di mana petugas Dinas Perkebunan Kabupaten Kotabaru yang melaksanakan adalah Bapak Ir. Zainal Ilmi, Bapak Eddy Rahmadi, S. Hut, dan Bapak M. Fajeriannor, 

Yang di mana hasil penilaian fisik Kebun Program Revitalisasi Perkebunan yang dilakukan pada Koperasi Produsen Cahaya Manunggul merupakan salah satu syarat dalam upaya pengalihan kebun dan pengembalian kredit yang sesuai dengan Permentan Nomor : 33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Pengembangan Perkebunan melalui Program Revitalisasi Perkebunan BAB VII Pasal 24 ; (1) Pengalihan kebun dari mitra usaha kepada petani peserta dilakukan setelah ada penilaian secara teknis oleh Tim Penilai atau konsultan independen yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perkebunan dan Bank.


Jumat, 24 Oktober 2014

Uji Coba Pembuatan Sit Angin Kelompok Tani Tumbuh Bersama Kabupaten Kotabaru


Uji Penelitian Pembuatan produksi Sit Angin di Desa Sukamaju Kecamatan Sampanahan Kabupaten Kotabaru dilakukan pada tanggal 21 September 2014 dan difokuskan di Kelompok Tani Tumbuh Bersama. 

Pelaksanaan dilakukan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Kotabaru yang diwakilkan oleh Kepala Seksi Pengolahan Bapak Andies Sumarsono S.HUT, Site Manager PPHP Bapak Eko Oryza Anisopliae Putra S.TP, Dan Staf Bidang PUPPH


Jumlah Lateks yang di gunakan oleh Kelompok Tani Tumbuh Bersama sebanyak 32,6 Liter yang deperoleh dari anggota – anggota Kelompok Tani, dan di kumpulkan ke satu tempat yang di mana kebun anggota – anggota Kelompok Tani tidak jauh dari lokasi pengumpulan Lateks sehingga dalam pengumpulan Lateks tidak membutuhkan Amonia yang berfungsi mempertahankan Lateks tetap kondisi cair. Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan Uji Penelitian Pembuatan produksi Sit Angin adalah sebagai berikut :

  1. Pengambilan Lateks Kebun di lakukan dengan Penyadapan pada jam 04 : 30 Wita dan pengumpulan Lateks pada Jam 09 : 50 Wita di Rumah Ketua Kelompok Tani Tumbuh Bersama yang sebagai tempat penampungan hasil.
  2.   Kemudian Lateks yang telah di kumpulkan disaring dengan saringan 20 mesh pada jam 10 : 00 Wita Tujuannya yaitu agar Lateks yang di dapatkan benar – benar bersih dan tidak tercampur bahan – bahan yang dapat menurunkan kualitas Lateks.
  3.  Di lakukan pengenceran dengan menambahkan air bersih ke dalam Lateks hingga di perolah Kadar Karet Kering (KKK) baku 12-15 % pada Jam 10 : 01 Wita.
  4. Lateks yang telah diencerkan selanjutnya di ambil 6 Liter di tuang ke dalam bak pembeku kemudian ditambah asam Format atau asam Semut 370 ml dengan kosentrasi 1 % pada Jam 10 : 02 Wita.
  5. Kemudian dilakukan pembekuan selama 30 menit dengan dilakukan pembuangan busa untuk menghindari Latek yang dibekukan terjamin akan kebersihannya pukul 10 : 32 Wita.
  6. Selanjutnya ditambahkan air di bagian atas bekuan dan kemudian diperam selama 1 jam perkiraan siap penggilingan  pada pukul 11 : 32 Wita.
  7. Penggilingan dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan penggilangan mesin dan pengilingan manual bertujuan mengetahui perbedaan Sit Angin yang di hasilkan.
  Hasil produksi Sit Angin dari Kelompok Tani Tumbuh Bersama kedepannya akan dibawa ke BPTK (Balai Penelitian Teknologi Karet) Bogor. Harapan dan Tujuan dari Dinas Perkebunan Kotabaru kedepannya agar dapat mengetahui kualitas hasil produk olahan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Tumbuh Bersama dalam memproduksi Sit Angin yang di buat oleh Kelompok Tani Tumbuh Bersama desa Sukamaju Kecamatan Sampanahan. Semoga uji penelitian ini kedepannya akan lebih bermanfaat untuk menjamin kualitas produksi Sit Angin Kelompok Tani.

Kelompok Tani Tumbuh Bersama






Senin, 23 Juni 2014

Perkembangan Mutu Bahan Baku Crumb Rubber

Bokar Yang Masuk Ke Industri crumb rubber 
"Industri crumb rubber pada hakekatnya hanya merupakan industri pencucian dan pengeringan secara singkat"

Sesuai dengan pola bisnis pada umumnya yang ingin mendapatkan margin sebesar-besarnya dari hasil penjualan produk, maka di dalam perdagangan bahan baku karet (bokar) senantiasa muncul upaya untuk memanipulasi berat dengan cara menambahkan zat-zat pengotor. Manipulasi berat bahan baku crumb rubber relatip mudah dilakukan dibanding terhadap lateks pekat dan sit asap, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut.
Lateks pekat dan karet lembaran (sit asap dan krep) berbahan baku langsung dari lateks kebun yang masih segar, sehingga penambahan zat pengotor akan langsung terlihat dengan kasat mata, serta pengaruh buruknya terjadi secara langsung pula terhadap produk lateks pekat maupun sit asap/krep yang dihasilkannya.
Pengusahaan lateks pekat dan karet lembaran secara umum dilakukan oleh perusahaan BUMN dan Swasta Besar, yang memiliki organisasi dan manejemen produksi yang sangat baik, sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya kontamiasi di dalam bahan baku yang akan diproses di pabriknya. Perusahaan lateks pekat dan sit asap/krep umumnya memiliki lahan sendiri yang telah terintegrasi dengan pabrik pengolahannya.
Karet sit sesungguhnya memiliki mutu yang relatip baik dibanding karet remah, karena dibuat langsung dari lateks dengan prosedur yang ketat, antara lain penggumpalan harus sesegera mungkin, karena jika lateksnya kurang segar akan dihasilkan karet sit mutu rendah. Ketebalan lembarannya harus cukup tipis (1-3 mm), sehingga mengurangi peluang timbulnya kesengajaan memasukan kotoran agar beratnya meningkat. Suhu pengeringan maksimum 55-60 oC, karena suhu yang tinggi akan menyebabkan permukaan karet bergelembung dan lengket.

Industri crumb rubber pada hakekatnya hanya merupakan industri pencucian dan pengeringan secara singkat. Berbeda dengan karet sit asap atau krep, karet remah dapat dibuat dari lateks yang telah menggumpal (koagulum) baik yang segar maupun yang sudah lama terperam, dengan sembarang bentuk dan ukuran, sehingga. membuka peluang kesengajaan memasukkan kotoran agar beratnya meningkat. Sejak terlahir pada tahun 1968, industri crumb rubber telah mengalami perkembangan teknologi untuk menyesuaikan terhadap kapasitas dan kondisi bahan baku yang tersedia.

Periode 1968-1971 :
dalam kurun waktu ini belum terjadi masalah kontaminasi karena bahan baku langsung dari leteks dan pembekuannya dilaksanakan di pabrik dengan sarana yang bersih, kemudian bekuan diremahkan dengan bantuan minyak jarak langsung di dalam kreper. Crumb rubber yang dihasilkan baru jenis SIR 3 dan 5. Nilai 3 (atau 5) tersebut, menunjukkan kadar maksimum kotoran tidak lebih dari 0,03 (atau 0,05%).

Periode 1972-1980 :
pabrik-pabrik crumb rubber mulai bermunculan, yang asalnya kurang dari 60 pabrik meningkat menjadi 85 pabrik pada awal tahun 1972, menyebabkan persaingan sangat ketat untuk pengadaan bahan baku. Pada awal tahun 1972, peremahan dengan minyak jarak menggunakan kreper mulai ditinggalkan karena dinilai lambat, dan sebagai gantinya mulai digunakan granulator. Pengembangan alat ini bersama-sama dengan hammer-mill ternyata mampu meremahkan karet dalam bentuk lump. Kondisi ini berdampak petani karet mulai memproduksi lump mangkok yang relatip cepat pembuatannya dibanding menyiapkan lateks tetap segar. Pada periode ini mulai diproduksi SIR 10. Hal ini menunjukkan bahwa kadar kotoran mulai meningkat. SIR 10 berkadar kotoran maks. 0,1, sedangkan SIR 3 hanya 0,03%.

Periode 1980-sekarang :
Jumlah pabrik meningkat menjadi 106 dan kini 115, seiring dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap crumb rubber. Pada tahun 1975 produksi karet alam Indonesia masih sekitar 780 ribu ton, pada tahun 1980 naik tajam menjadi 1020 ribu ton. Agar kapasitas pabrik dapat ditingkatkan, maka proses peremahan di dalam granulator/hammer-mil juga perlu ditingkatkan, caranya adalah dengan memasang pre-breaker sebelum granulator/hammer-mill. Alat ini semula dirancang sebagai mesin peremah kasar dengan input tetap lump. Namun ternyata alat tersebut dapat dikembangkan untuk bahan baku yang lebih besar dibanding lump.


Kondisi ini menjadi pemicu petani untuk menjual berbagai jenis bahan baku, selain lump juga sleb, ojol, sit angin, scrap tanah dan scrap pohon. Peralatan pabrik pun sudah sedemikian lengkap, mulai dari pre-breaker, hammer-mill, granulator, ekstruder, bak-bak makro-blending, kamar gantung angin, dan shredder

Minggu, 22 Juni 2014

Profile UPPB (Unit Pengolahan Pemasaran Bokar) Wahana Jaya Karya

Wahana Jaya Karya


UPPB                                      : Wahana Jaya Karya
Nama                                       : Otang Wahyudi
Jabatan                                    : -
Telopon/HP                             : 081256469916
Email                                       : -
Alamat                                    : Ds Banjar Sari Kecamatan Sampanahan Kotabaru

Bokar Yang Dihasilkan       
a.       Jenis Bokar                        : Lump Mangkok
b.      Pembeku                           : Deurab / Asam Semut
c.       Umur Bokar                      : 15 S/d 30 Hari

d.      Kapasitas Bokar                : 14,011 Kg / Bulan

Profile UPPB (Unit Pengolahan Pemasaran Bokar) Karya Makmur

Karya Makmur


UPPB                                      : Karya Makmur
Nama                                       : Supriyanto
Jabatan                                    : -
Telopon/HP                             : 081258024491
Nama                                      : Sukatmo
Telpon/HP                               : 081348372387
Email                                       : -
Alamat                                    : Ds Marga Jaya Kecamatan Pamukan Barat Kotabaru

Bokar Yang Dihasilkan       
a.       Jenis Bokar                        : Lump Mangkok
b.      Pembeku                           : Deurab / Asam Semut
c.       Umur Bokar                      : 15 S/d 30 Hari
d.      Kapasitas Bokar                : 11,840 Kg / Bulan


Profile UPPB (Unit Pengolahan Pemasaran Bokar) Maju Makmur

Maju Makmur


UPPB                                      : Maju Makmur
Nama                                      : Darman
Jabatan                                    : Ketua
Telopon/HP                             : 082154622484
Email                                       : -
Alamat                                    : Ds Suka Maju Kecamatan Sampanahan Kotabaru

Bokar Yang Dihasilkan       
a.       Jenis Bokar                        : Lump Mangkok / Sit Asap
b.      Pembeku                           : Deurab / Asam Semut
c.       Umur Bokar                      : 15 S/d 30 Hari
d.      Kapasitas Bokar                : 12,811 Kg / Bulan
e.       Modal Usaha                     : -

Profile UPPB (Unit Pengolahan Pemasaran Bokar) Mitra Sejati

Mitra Sejati


UPPB                                      : Mitra Sejati
Nama                                       : Ahmad Cholil
Jabatan                                    : Ketua
Telopon/HP                             : 087715965538
Email                                       : -
Alamat                                    : Ds Sebelimbingan RT 04 RW 02 Kec P.L Utara Kotabaru

Bokar Yang Dihasilkan
a.       Jenis Bokar                        : Lump Mangkok & Sheet
b.      Pembeku                           : Deurab / Asam Semut
c.       Umur Bokar                      : 15 S/d 30 Hari
d.      Kapasitas Bokar                : 12 Ton / Bulan
e.       Modal Usaha                     : Koperasi Unit Desa